Minggu, 02 Februari 2014

Wisata di Sekeliling Kediamanku



Padang rumput di Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur

Jika saya sedang berada di  kediaman kami di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang ada setiap hari adalah wisata alam. Bagaimana tidak, tempat yang kami tinggali terletak di atas bukit bersisian dengan padang rumput, di mana sapi, babi dan kambing biasa berkeliaran dan merumput. Burung-burung beterbangan di halaman rumah yang menghadap ke laut Timor. Terkadang, saya melihat migrasi kupu-kupu, juga mendengar suara jangkrik yang terdengar merdu.  Banyak "tamu" ke dalam rumah di samping lalat, jika jendela terbuka, yaitu belalang sembah, jangkring, lipan sampai kaki seribu. Di rumah juga ada tokek yang  suaranya lucu di telinga saya. Karenanya, rumah harus selalu bersih dan tertutup celah-celahnya, agar "para tamu" ini tidak rajin menyambangi.

Senja dari halaman rumah
Ketika tirai tersibak, jendela terbuka, saya melihat langit luas yang tak berbatas. Saya menikmati seluruh keindahannya, juga bulan serta bintang gemintang di malam hari.  Perahu nelayan dan kapal-kapal laut melintas dengan kerlip cahaya di malam hari, atau beriringan di siang hari. Saya melihat kehidupan sederhana  dengan kegembiraan, dan juga pengharapan di sini.

Rindang dedaunannya cantik, ya...

Tidak jauh dari kediaman kami  ada Gua Kera. Di sini kera-kera bebas berkeliaran. Kera-kera yang jinak dan lucu. Di bawah  Gua kera ada laut yang sangat jernih.  Saya biasa melihat ikan-ikan berenang dengan mata telanjang. Bahkan di Pelabuhan Tenau sekalipun, laut lumayan jernih. Tidak sulit melihat ikan-ikan berenang beriringan membentuk koloni-koloni.

Memotret di pagi hari, cahayanya kemilau keemasan.

Di dekat tempat saya tinggal juga ada padang ilalang. Ilalang-ilalang  yang tumbuh di musim hujan ini tidak berduri tajam. Ilalang yang halus. Dari kejauhan seperti permadani. Saya selalu mewajibkan diri untuk menngunjungi. Seperti ritual yang harus ditunaikan berulang kali. Tentu saja, saya mewajibkan ke diri sendiri, karena ini menjadi salah satu pusat-pusat keindahan yang membuat bathin saya merasa tenang.  Pada alam raya, saya selalu mendapatkan pelajaran untuk memaknai segala sesuatu. Alam adalah teman saya ‘meditasi’ yang menyelami  ‘hukum-hukumnya’ untuk dicerap ke dalam diri. Dari alam, saya belajar tentang keseimbangan, kelapangan juga keindahan. Alam bagi saya,  dialah guru sejati.
Padang ilalang dengan bunganya yang lembut dan menawan

Di samping padang ilalang, kediaman saya dekat dengan padang rumput yang berbatas langsung dengan laut.  Di sini saya mampu menghabiskan waktu berjam-jam. Rasanya,  waktu terlalu cepat untuk berlalu.  Saya menikmati serangga dan bunga-bunga mungil. Karenanya, sekalipun sering pergi sendiri ke tempat ini, saya tidak pernah merasa sendiri. Bagi saya, alam berbicara. Mereka berbicara selayak sahabat akrab, di dalam jiwa saya sendiri.

 
Indah bukan...?
Mungkin yang paling tidak begitu nyaman jika musim kemarau tiba. Padang-padang ini berubah menjadi padang yang teramat panas dan gersang. Tetapi, sudahlah, lupakan saja. Karena saya sedang ingin menikmati Tenau di pagi hari, ditemani gerimis tipis.  Gerimis tipis sering terasa begitu liris, juga melankolis. Tetapi, di padang-padang  ini, maafkan saya, sungguh saya sulit melankolis. Bahkan saya sudah lupa jika  saya  sedang berduka. Di sini duka   menjadi ilusi.  Karena di tempat ini  keindahan terasa lebih  nyata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar