Padang rumput di Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur |
Jika
saya sedang berada di kediaman kami di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang ada
setiap hari adalah wisata alam. Bagaimana tidak, tempat yang kami tinggali
terletak di atas bukit bersisian dengan padang rumput, di mana sapi, babi dan
kambing biasa berkeliaran dan merumput. Burung-burung beterbangan di halaman
rumah yang menghadap ke laut Timor. Terkadang, saya melihat migrasi kupu-kupu,
juga mendengar suara jangkrik yang terdengar merdu. Banyak "tamu" ke dalam rumah di samping lalat,
jika jendela terbuka, yaitu belalang sembah, jangkring, lipan sampai kaki
seribu. Di rumah juga ada tokek yang
suaranya lucu di telinga saya. Karenanya, rumah harus selalu bersih dan tertutup celah-celahnya, agar "para tamu" ini tidak rajin menyambangi.
Senja dari halaman rumah |
Ketika
tirai tersibak, jendela terbuka, saya melihat langit luas yang tak berbatas.
Saya menikmati seluruh keindahannya, juga bulan serta bintang gemintang di
malam hari. Perahu nelayan dan
kapal-kapal laut melintas dengan kerlip cahaya di malam hari, atau beriringan
di siang hari. Saya melihat kehidupan sederhana
dengan kegembiraan, dan juga pengharapan di sini.
Rindang dedaunannya cantik, ya... |
Tidak
jauh dari kediaman kami ada Gua Kera. Di
sini kera-kera bebas berkeliaran. Kera-kera yang jinak dan lucu. Di bawah Gua kera ada laut yang sangat jernih. Saya biasa melihat ikan-ikan berenang dengan
mata telanjang. Bahkan di Pelabuhan Tenau sekalipun, laut lumayan jernih. Tidak
sulit melihat ikan-ikan berenang beriringan membentuk koloni-koloni.
Memotret di pagi hari, cahayanya kemilau keemasan. |
Di
dekat tempat saya tinggal juga ada padang ilalang. Ilalang-ilalang yang tumbuh di musim hujan ini tidak berduri
tajam. Ilalang yang halus. Dari kejauhan seperti permadani. Saya selalu
mewajibkan diri untuk menngunjungi. Seperti ritual yang harus ditunaikan
berulang kali. Tentu saja, saya mewajibkan ke diri sendiri, karena ini menjadi
salah satu pusat-pusat keindahan yang membuat bathin saya merasa tenang. Pada alam raya, saya selalu mendapatkan pelajaran untuk memaknai
segala sesuatu. Alam adalah teman saya ‘meditasi’ yang menyelami ‘hukum-hukumnya’
untuk dicerap ke dalam diri. Dari alam, saya belajar tentang keseimbangan, kelapangan
juga keindahan. Alam bagi saya, dialah
guru sejati.
Padang ilalang dengan bunganya yang lembut dan menawan |
Di
samping padang ilalang, kediaman saya dekat dengan padang rumput yang berbatas
langsung dengan laut. Di sini saya mampu
menghabiskan waktu berjam-jam. Rasanya, waktu terlalu cepat untuk
berlalu. Saya menikmati serangga dan
bunga-bunga mungil. Karenanya, sekalipun sering pergi sendiri ke tempat ini,
saya tidak pernah merasa sendiri. Bagi saya, alam berbicara. Mereka berbicara
selayak sahabat akrab, di dalam jiwa saya sendiri.
Mungkin
yang paling tidak begitu nyaman jika musim kemarau tiba. Padang-padang ini
berubah menjadi padang yang teramat panas dan gersang. Tetapi, sudahlah,
lupakan saja. Karena saya sedang ingin menikmati Tenau di pagi hari, ditemani
gerimis tipis. Gerimis tipis sering
terasa begitu liris, juga melankolis. Tetapi, di padang-padang ini, maafkan saya, sungguh saya sulit
melankolis. Bahkan saya sudah lupa jika saya sedang berduka. Di sini duka menjadi ilusi.
Karena di tempat ini keindahan terasa lebih nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar